Diterbitkan dalam buletin Maigezine, Edisi 2 (Oktober 2019)

Sebagaimana malam biasanya, Waenahi adalah lingkungan baru yang lengang sebab lingkungan dengan para pemukim yang baru yang dihuni asal daerah yang beragam. Setahu saya ada yang datang dari Lembor, Ruteng, lalu menetap. Juga warga pesisir Labuan Bajo seperti Kampung Air dan Kampung Baru serta yang saya ketahui ada juga berasal dari luar Pulau Flores bahkan mancanegara. Mereka menetap sebab menjalin pernikahan dengan orang Flores atau bekerja di kota ini lalu memilih untuk berdomisili.

Waenahi belum banyak rumah penduduk seperti yang kita lihat di permukiman tetangganya, Waemata. Namun di sini permukiman kian tampak dengan bangunan rumah yang terus bertambah dari tahun ke tahun sebelum lingkungan ini di kenal dengan area perkebunan warga terdekat dari Waemata, Serenaru, dan sekitarnya.

Malam di Waenahi, lengang memang amat terasa. Namun tidak dengan agenda kecil yang kita gelar secara santai di malam itu. Yakni pemutaran film pilihan teman-teman dekat dan komunitas yang berkunjung di pekarangan rumah, yang sekarang diuji-coba-kerjakan menjadi semacam space untuk melakukan sesuatu, mungkin sebagaimana klub belajar yang diberinama Videoge House yang diluncurkan beberapa pekan pasca kegiatan ini.

Film yang diputar tidak betul-betul dipilih dengan pertimbangan yang amat serius, namun lebih tepatnya Anda hanya membawa pilihan judul film yang Anda suka dan menontonnya bersama-sama sembari mencicipi menu makanan yang juga disediakan diantara kita sendiri.

Saat itu Vindri adalah salah teman yang membawa beberapa judul film rekomendasinya, namun yang sempat diputar adalah “Hotel Mumbai”. Juga menayangkan beberapa produksi dari Videoge.

Citra Khutami Kader, akrab kami sapa Citra ialah juru masak dari Rumah Makan Bugisan yang dirintisnya sejak 2016 silam. Dialah yang menyumbangkan menu makanan dan minuman yang dibikinnya sendiri untuk menemani apa yang kita tonton di malam itu.

Rumah Bugisan kependekan dari Bugis, Manggarai, dan Sunda. Ialah tiga suku dalam garis keluarganya. Rumah makan yang sekaligus merupakan tempat tinggalnya dan kelauarga yang berada di Kampung Tengah, Labuan Bajo.

Disela agenda kecil ini, Citra sempat mendaku rutin bekerja dunia masak-memasak sebab pengalaman bekerja dengan ragam sajian makanan yang diperolehnya dari akademi memasak dan pengalaman bekerja di salah satu hotel di kota ini sebagai chef. Dari situlah ia terdorong untuk merintis rumah makan secara mandiri juga atas sokongan orang tuanya.

Lengang malam di Waenahi seperti ditimpali sedikit kemeriahan kecil. Nonton dan makan bersama sekiranya jadi kegembiraan di akhir pekan. Terutama gulai kepiting dan sarabbanya, oke suda!