Rilisan Terbaru

Kolektif Videoge

merupakan ruang mandiri yang mengutamakan praktik kolektif dan laboratorium kreativitas dalam produksi pengetahuan; penciptaan karya, pagelaran dan kewirausahaan bersama.

Email
kolektifvideoge@gmail.com

Alamat
Jalan Soekarno Hatta
Tanjung Laiba, Kampung Tengah
Labuan Bajo, Manggarai Barat
Flores, Nusa Tenggara Timur
Indonesia 86763

Ikuti Sosial Media & Subscribe

Maigezine

  /  Cerita   /  Piknik Sambil Berkarya di “Pesiar: One Day One Island”

Piknik Sambil Berkarya di “Pesiar: One Day One Island”

Catatan ini sudah pernah dimuat dalam katalog digital “Pesiar: One Day One Island #2” dengan judul “Pesiar: One Story One Island” yang dipublikasikan pada November 2019.

PESIAR dengan tema “One Day One Island” yang pertama kali diagendakan oleh Labuan Bajo Trip, Tour to Komodo, Maigezine, Infinity Studio, Unusually Fam, Rumah Lukis Kampoeng Air, Rekam Moment dan Komodo Pastime hanya kegiatan berpiknik biasa sebagaimana kita bertamasya bersama keluarga, sahabat, juga teman atau rekan kerja dan sebagainya dengan bepergian ke suatu tempat untuk bersenang-senang menikmati pemandangan atau keindahan alam dengan membawa bekal makanan dan penunjang berpiknik lainnya.

Sebagaimana aktivitas bertamasya dari kebanyakan, yang kita lakukan boleh saja adalah aktivitas yang mungkin serupa itu. Kita yang saya maksudkan ialah teman dan sahabat yang menyumbang dukungan dari irisan aktivitas berkomunitas dan kerja keproduksian dengan jasa kreativitas yang sudah ada seperti yang dapat disebutkan dari teman fotografer, pekerja audio-video dan seni rupa lainnya justru ikut membawa piknik seperti ini dapat sekali lagi diagendakan, meski hanya bermula dari keinginan dari kegemaran itu. Terutama dari teman-teman yang sehari-hari bersentuhan langsung dengan bisnis wisata seperti pemandu wisata, pendokumentasi program trip serta pemilik perahu wisata. Hanya belakangan saja kegiatan pelesiran ini lantas diberi nama “Pesiar: One Day One Island”.

Aktivitas tamasya seperti ini memang menjadi rutinitas dari antara kita yang sehari-hari bekerja dengan program wisata pulau di kawasan Taman Nasional Komodo. Itulah mengapa agaknya kian membuat agenda pesiar seperti ini dapat terjadi sekali lagi dengan manasuka dalam waktu-waktu tertentu.

Untungnya, Pesiar: One Day One Island kali kedua belakangan lantas mendapati daya dukung yang datang pula dari teman kita di Sipuliang Liveaboard, KM. Pesona Bajo, Seraja Adventure, Labuan Bajo Encok, LumisDsgn, Teman Jalan, CitraRasa, Genpi Labuan Bajo serta teman kita yang secara pribadi ingin berpartisipasi dan bergembira bersama melalui proyek pelesiran ini. Meski belakangan permintaan untuk ikut berpartisipasi lainnya juga kita terima dari masing-masing antara kita via sosial media dan pertemuan tatap muka. Padahal teman-teman yang juga memiliki kapal wisata lainnya pun sempat menawari hal yang serupa sebagaimana antusias yang datang dari Saddam Husen, yang memfasilitasi transportasi kita menuju lokasi pesiar. Tetapi, dibiayai dari patungan perbekalan makanan dan minuman, juga peralatan berkemah oleh partisipan yang ikut berpiknik yang kita sebut sebagai ‘Rombongan Piknik’.

SOAL kosa kata ‘pesiar’ itu sendiri yakni kata kerja yang kerap kita gunakan dan sering kita sebutkan dalam keseharian ketimbang kosa kata ‘piknik dan ‘tamasya’. Maksudnya kata ‘pesiar’ ini tampaknya memiliki pengertian yang lebih selaras saja dengan pengetahuan kita [orang Labuan Bajo dan mungkin sekitarnya] ketimbang dua kosa kata yang disebutkan di atas. ‘Pesiar’ justru punya pengertian kosa kata yang cakupannya lebih meluas, dapat berarti ‘dimulai dari mana saja dengan tujuan ke tempat mana pun’. Kuncinya tentang perjalanan dan kegembiraan. Sebab itu ‘pesiar’ lantas kita sematkan menjadi penamaan agenda pelesiran ini dengan tema tertentu yang mungkin dapat dilebarkan jangkauannya, termasuk pemilihan lokasi pesiar itu sendiri.

Bersantai di “Pesiar: One Day One Island #2” (Foto oleh Boe Berkenalan)

Pesiar: One Day One Island merupakan proyek pelesiran sembari mengabadikan lokasi piknik dalam gambar beku dan macam rupa pendokumentasian lokasi piknik yang dibikin untuk kedua kalinya. Lokasi pertama di Pulau Kelor, Juli 2019. Pilihan lokasi pesiar tampaknya dipilih sebab alasan keterjangkaun di mana lokasi yang dapat kita akses dengan gampang dan murah. Sebab itu juga rupanya membawa rombongan piknik berikutnya ke Pulau Sture, dua pulau itu yang memang menjadi tempat berwisata bagi grup famili yang menahun terjadi yang tampaknya dapat diakses oleh warga pesisir Labuan Bajo dan pulau-pulau berpenduduk di sekitarnya ketika pasca libur hari raya atau momen liburan lainnya.

Meski fenomena yang menjadi ingatan kolektif kita bahwa ketika musim berlibur bagi warga lokal telah tiba, bagi para grup famili ini, setidaknya sebelum kepariwisataan Taman Nasional Komodo tampak populer seperti sekarang ini, justru Pulau Bidadari-lah yang sempat menjadi pilihan pulau kesayangan kita ketimbang Pulau Kelor dan tetangga pulaunya itu, Sture.

Tak terkecuali dengan pemandangan yang kita dapat jumpai dalam aktivitas bisnis wisata pulau lainnya sampai dengan hari ini. Pantai Pulau Sture kadangkala menjadi spot kunjungan wisatawan untuk bersantai sekaligus tempat inap ketika mereka yang justru memilih untuk tidak bermalam di kamar yang tersedia dalam lambung perahu wisata yang mereka sewakan.

Peta lokasi Pesiar: One Day One Island (Grafika oleh LUMISdsgn)

PULAU Sture konon di masa lalu menjadi tempat persinggahan para nelayan Labuan Bajo untuk menjemur ikan hasil tangkapan mereka. Ikan yang sengaja dikeringkan untuk pengawetan dengan cara dijemur.

Cerita yang sempat saya dengar dari seorang penyedia jasa perahu wisata (opendeck) bahwa di masa lalu, ikan lure–sejenis ikan teri kecil dan umum dari famili Engraulidae (sumber: Wikipedia)—agaknya menjadi hasil tangkap nelayan yang paling sering dijemur di pantai pulau ini. Pulau yang namanya itu rupanya menjadi cikal bakal dari nama ikan lure. Agaknya lidah kita orang Labuan Bajo membuatnya menjadi ‘sture’—namun ketika kita melakukan penelusuran dengan bantuan Google Map nama yang terpampang adalah justru dengan nama Pulau Sature.

Penting untuk saya akui bahwa cerita itu perlu pendalaman lagi untuk menggeledah cerita-cerita yang mungkin memiliki story yang lain ataupun soal cikal bakal penamaan pulau ini dalam kesempatan yang lain.

PESIAR bisa saja membuka penelusuran kita tentang cerita ataupun riwayat dari pilihan lokasi piknik yang mungkin dapat bertalian dengan agenda piknik yang diusung dalam One Day One Island meski dalam waktu yang amat singkat. Pertalian kerja itu dapat berupa kegiatan pendokumentasian entah secara tertulis atau bentuk lain seperti fotografi yang dikerjakan oleh Infinity Studio melalui buah tangan Yus Juliadi, juga fotografer Untung Sihombing  dan live sketch oleh Kamarudiyanto yang dapat didokumentasikan dalam bentuk katalog  atau bentuk distribusi pengetahuan lainnya. Meski sebetulnya cara berpiknik sambil berkarya semacam itu biarpun menjadi kemungkinan yang terus dibentang, tentu disertai kegemaran dan kesenangan peserta rombongan piknik.

Siapakah di antara kita yang mengelak untuk menikmati keindahan alam kita sendiri yang justru di mata dunia itu adalah keajaiban tetapi, dengan cara yang kita gemari? Tentu bukanlah saya. []

About The Author

Belajar dan bekerja dengan audio-video, grafikawan dan tata letak buku, mengerjakan musik di Bunyi Waktu Luang, Justplay Project dan bersambang juga di kolektif Videoge - Maigezine.

Post a Comment

You don't have permission to register
%d blogger menyukai ini: