Rilisan Terbaru

Kolektif Videoge

merupakan ruang mandiri yang mengutamakan praktik kolektif dan laboratorium kreativitas dalam produksi pengetahuan; penciptaan karya, pagelaran dan kewirausahaan bersama.

Email
kolektifvideoge@gmail.com

Alamat
Jalan Soekarno Hatta
Tanjung Laiba, Kampung Tengah
Labuan Bajo, Manggarai Barat
Flores, Nusa Tenggara Timur
Indonesia 86763

Ikuti Sosial Media & Subscribe

Maigezine

  /  Cerita   /  Pesiar IV: Cara Menikmati Halaman Rumah

Pesiar IV: Cara Menikmati Halaman Rumah

Dunia mengenal istilah pesiar sebagai traveling. Sebuah aktifitas bepergian, sekedar meluangkan waktu untuk menikmati suasana. Keluar rumah, pergi mengunjungi tempat-tempat yang diinginkan ataupun hanya berjalan jalan menikmati lingkungan sekitar.

Bepergian selalu memberikan energi baru buat kita. Energi yang memicu semangat untuk memaksimalkan sesuatu yang akan kita kerjakan selanjutnya. Atau minimal memangkas kejenuhan dari rutinitas yang cukup membosankan. Setidaknya, jalan-jalan bisa memberi ruang untuk penyegaran.

Menikmati aktivitas jalan-jalan bisa dilakukan sendiri ataupun bersama-sama. Tentu saja semua punya motifnya masing-masing. Tergantung kita punya tujuan apa dan mau menikmatinya bagaimana. Yang pasti, sendiri ataupun ramai-ramai punya rasa yang beda dan tentu saja kesan yang berbeda juga.

Labuan Bajo sendiri belakangan menjadi daerah tujuan pesiar para wisatawan. Daya dukung karakteristik alamnya dan eksotika budaya adalah kombinasi yang lengkap. Salah satu kepingan surga yang ada di bumi, begitulah orang-orang memberikan perumpamaannya. Sejatinya, Labuan Bajo adalah rumah kami dengan halaman luas yang sangat indah.

Pesiar IV merupakan agenda yang dibuat atau diciptakan sebagai salah satu cara bagi kami warga kota untuk bermain, menikmati, dan mengenal lebih dekat sudut-sudut halaman rumah kami. Membuka ruang ekspresi untuk berkarya dan berkesenian.

Area Camp Pesiar #4: Satu Hari Satu Pulau. (Foto: Bondan NM)

Menikmati Perjalanan

Angin tenggara menyapa ketika temali kapal dilepas dari tiang tambat. Arus mengalir pelan membawa gelombang air pasang. Tapi, cuaca tampak cerah hari ini. Hangat matahari sore menemani perjalanan kami.

Mesin dibunyikan, kapal tumpangan bergerak perlahan keluar dari area mooring buoy tempat kapal-kapal berlabuh. Ekspresi kegembiraan terpancar dari wajah kawan-kawan. Kami berkumpul di dek bagian depan, berbagi cerita dan tertawa bersama.

Pulau Kelor adalah lokasi yang dipilih untuk agenda Pesiar IV kali ini. Jaraknya tidak terlalu jauh dari daratan Labuan Bajo. Waktu tempuhnya sekisar tiga puluh sampai empat puluh menit. Pulau ini merupakan pulau kosong dan menjadi salah satu destinasi yang cukup banyak difavoritkan oleh wisatawan.

Karakter geografisnya yang sangat unik membuat pulau ini masuk dalam daftar yang wajib dikunjungi ketika berlibur ke Labuan Bajo. Pada bagian depannya terdapat daratan pasir putih yang menjorok ke laut dan diatasnya ditumbuhi pepohonan hijau. Garis pantai mempertegas setiap sisinya.

Pada pangkalnya ada jalan naik menuju bukit kecil. Dari atas tampak pemandangan daratan pasir putih dengan latar bukit lancip di depannya yang dipisah selat. Hamparan laut biru mengelilingi pulau kecil nan menawan ini.

Kapal tiba-tiba berhenti sebelum benar-benar jauh berlayar. Tali kemudinya putus, jangkar lekas diturunkan agar tidak terseret arus. Kapal berlabuh, kami menunggu sejenak tali kemudi diperbaiki.

Gelombang cukup membuat kapal terombang-ambing. Sudah dua puluh menit kemudi dikerjakan dan belum juga selesai. Akhirnya kami sepakati untuk mengganti kapal. Salah seorang kawan lalu berkata “tunggu yaaa… Saya pergi ambil kapal dulu,” kemudian ia melompat ke skoci.

Tak lama berselang, dia datang mengemudikan sendiri kapalnya. Kapal yang dua kali lebih besar dari yang kami tumpangi sekarang. Terdapat kamar tidur dan ber-AC. Barang bawaan segera dipindahkan, perjalanan pun dilanjutkan. Begitulah pertemanan kami, mengganti kapal semudah mengganti mobil mogok dipinggir jalan.

Keseruan Rombongan Piknik Pesiar #4 (Dok. Andri Sugara)

Beberapa wajah yang sebelumnya ceria, seketika berubah menjadi lemas akibat mual. Aroma minyak angin pun berseliweran. Pemandangan ini tampak sangat lucu sekali. Kami tertawa memperhatikan kawan-kawan yang mabuk laut sembari membantu menggosokkan minyak angin di leher dan punggungnya.

Gurauan pun sahut-menyahut. “Saya heran yaa… Rumahmu hanya sepuluh meter dari laut, tapi kamu bisa mabuk yaaa,” celoteh salah seorang kawan yang disambut tawa. Suasana terjalin begitu akrab, saling menghibur satu sama lain.

Kawan-kawan yang tergabung dalam rombongan piknik ini datang dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda. Beberapa adalah teman setongkrongan dan beberapa lagi memang berminat dengan agenda ini. Sejak awal kegiatan Pesiar dibuka untuk umum, yang mana di sini selain liburan, kita juga menemukan tetangga baru untuk selanjutnya bisa saling berkunjung.

Tak terasa kurang lebih tiga puluh menit berlayar, kami pun tiba di tempat tujuan. Ketika kapal sempurna bersandar, barang bawaan segera diturunkan, kami bergegas mempersiapkan lokasi kegiatan. Tenda dibangun, dapur disiapkan, properti dipasang, dan lain sebagainya. Kami mengerjakannya dengan senang hati dan sangat menikmati.

Dalam suasana yang riang gembira, di atas pasir putih kami berlari-larian, bermain di tepi pantai, bercengkrama, menikmati indahnya senja yang pulang keperaduan.

Ruang Ekspresi

Pesiar adalah agenda tamasya yang dikemas dalam bentuk Camping Ground dengan memilih salah satu pulau yang terdekat dari Labuan Bajo. Tidak hanya piknik semata, kegiatan Pesiar mencoba membuka ruang bagi pesertanya untuk mengekspresikan kesenian dalam pengertian yang seluas-luasnya. Agenda Pesiar mengusung gagasan piknik dan berkesenian.

Laku seni mengalir lepas sambil bersenang-senang. Setiap peserta boleh mengekspresikan seni apa saja sesuai minat mereka. Musik misalnya, dimainkan sembari menunggu hidangan makan malam disajikan dan berlanjut hingga larut.

Fotografi dan videografi sendiri beraktifitas sejak kegiatan keberangkatan dimulai. Mendokumentasikan kegiatan sekaligus hunting bersama. Momen matahari terbenam saat tiba di lokasi langsung diabadikan lewat kamera. Begitupun saat malam hari, cuaca cerah dan bulan tenggelam memberi ruang bagi galaksi bima sakti untuk menampakkan keindahannya. Momen keren ini tak luput diabadikan oleh kawan-kawan fotografer.

Salah seorang teman penikmat dunia masak-memasak melakukan demo masaknya dengan mengolah bahan-bahan sederhana menjadi beragam sajian hidangan yang sangat lezat untuk disantap. Selain bahan, ia juga menggunakan peralatan masak sederhana yang mudah dibawa saat camping.

Dapur Bersama, Citra Rasa. (Foto: Amir Hamza)

Para pecinta dunia tawa juga tak ketinggalan mengekspresikan aksi kocak mereka untuk menghibur. Bentuknya sangat variatif mulai dari verbal dalam bentuk cerita, hingga atraksi gerak yang bertingkah sangat lucu. Semuanya mengalir tidak dalam koridor itinerary.

Yang selalu menarik saat camping adalah api unggun saat malam hari. Kami berkumpul, duduk setengah melingkar, menghangatkan badan dari dingin angin laut yang berhembus ke darat. Musik dilantunkan, bernyanyi, bersuka ria bersama. Dalam suasana seperti ini, kopi pun menjadi komoditas utama.

Rombongan Piknik Bermalam-malasan. (Foto: Amir Hamza)

Pulau kelor sendiri memiliki taman laut yang juga tak kalah indahnya. Pada sisi kanan, terdapat palung dalam yang dindingnya diselimuti berbagai jenis terumbu karang yang bentuknya unik dan banyak sekali ikan-ikan yang cantik bermain di situ. Saat pagi hari, teman-teman penikmat ‘free diving’ tak ketinggalan untuk bermain di dalam air, mengeksplorasi area bawah laut pulau keren ini.

Sampai Jumpa Lagi

Matahari kian tinggi ketika kami berkumpul menikmati hidangan sarapan sambil menyeruput secangkir kopi hangat. Hampir sebagian besar dari kami menikmati suasana malam hingga larut sampai bangun kesiangan. Bahkan beberapa di antara kami sama sekali belum tidur dan hanya menikmati kantuknya. Mereka adalah barisan pemain musik yang berdendang sampai pagi. ‘music live dua puluh empat jam’ kata mereka yang disambut tawa teman-teman lainnya.

Musik Pantai di Area Camp (Foto: Bondan NM)

Bangun pagi rasanya masih ingin bermalas-malasan, tapi terlalu sayang melewatkan momennya. Suasana begitu tenang dan damai, segar sekali. Beberapa kawan naik ke atas bukit kecil memotret pemandangan. Ada yang main di laut, dan ada pula yang menikmati buku bacaan sambil tiduran di atas hammock.

Seusai beraktifitas pagi, kami pun bersiap untuk pulang. Membongkar tenda, merapikan barang bawaan lalu menaikkannya ke atas kapal. Area camping kemudian dibersihkan bersama-sama. Pukul sebelas siang, kami meninggalkan lokasi kegiatan dan kembali ke rumah masing-masing.

Diantara banyaknya bentuk aktifitas liburan, Pesiar punya warnanya sendiri. Ia tidak mencoba menjadi kegiatan jalan-jalan pada umumnya yang memiliki jadwal aktifitas yang terstruktur, namun tidak juga menjadi liburan yang biasa saja karena di dalamnya penuh muatan agenda yang berkualitas.

Pesiar sejatinya adalah cara menikmati sekaligus menjadi ruang ekspresi. Bermain-main di halaman rumah, sekedar membangun istana pasir tapi membuat hati bahagia. Sesederhana itu saja kami bersenang senang. []

About The Author

Pemerhati Ketiak Kodok | Pengamat Lompatan Belalang

Post a Comment

You don't have permission to register
%d blogger menyukai ini: