Lagu Ini Rilis Kesiangan
Sesungguhnya lagu “Nusa Bunga di Tanjung” datang dari inspirasi cerita tentang orang-orang Sulawesi ke Flores dengan belajar mengenali dan menyerap ceritanya, tetapi membawanya menjadi sebuah lagu.
Setidaknya dari cerita perjalanan keluarga biasa kami. Rupanya sebagian cerita yang serupa itu, bahwa hijrah orang-orang Bugis ke ujung barat Pulau Flores sebab dipicu juga oleh peristiwa geriliawan Sulawasi tahun 1960’an yang dipimpin oleh Abdul Kahar Muzakkar. Meski riwayat penyebaran orang-orang Bugis disebut-sebut juga sudah terjadi sejak lama di era kerajaan Gowa atau bahkan sejak jauh dari itu.
Keluarga biasa kami memilih hijrah ke Flores menjadi salah satu tempat berlabuh mereka selain terpencar di Kalimantan dan Jawa di masa itu. Sekaligus membawa masa depan mereka untuk hidup di luar Sulawesi yang dianggap mungkin aman menjalani kehidupan sehari-hari dari situasi di masa lalu itu. Atau mungkin sekadar jalan hidup menepi yang mereka pilih.
Nusa Bunga di Tanjung (NBT) judul yang saya imajinasikan untuk bermaksud menyebutkan Pulau Bunga, Flores di bagian ujungnya. Bisa saja Labuan Bajo atau daerah pesisir sekitarannya.
Begitu juga pilihan kata yang dibangun dalam lagu ini sebagai kata kerja dan benda yang saya pinjam dalam aktivitas kenelayanan atau umum di pesisir. Dari ‘perahu’, ‘layar’, ‘labuh’, ‘sauh’, ‘arung’, ‘arus lautan’, ‘layar’, ‘melayu’, ‘tanjung’, dan ‘rai’ yang dipenggal dari kata Mangga-‘rai’.
NBT sempat rilis sebagai soundtrack film pendek “Labuh” yang digarap teman dan sahabat yang menggemari videografi dan fotografi setahun lalu. Lagu ini baru saja sempat dirilis kesiangan, kemarin.
Namun sayangnya tidak rilis bersamaan dengan beberapa lagu yang saya dambakan sebagai daftar lagu yang menemani NBT ke dalam sebuah album dan mengunggahnya ke platform distributor online. Soalnya hanyalah teknis semata, bikin lagu saja rupanya belumlah cukup. Di sana ada biayanya yang harus ditabung.
Salam insan penggembira. Perkenalkan Waktu Luang adalah projek musik solo saya sejak di Makassar, 2017 lalu. Kini saya membawanya dengan nama yang utuh ‘Bunyi Waktu Luang‘. []